Batu kapur atau batu gamping merupakan batuan sedimen yang
tersusun dari CaCO3 (kalsium karbonat) berbentuk mineral kalsit. Pada umumnya,
batu gamping terbentuk dari akumulasi karang, cangkang, pecahan sisa organisme,
dan alga. Batu gamping ini juga dapat dikategorikan sebagai batuan sedimen
kimia karena proses pembentukannya terjadi akibat pengendapan kalsium karbonat
dari air laut ataupun air danau. Oleh karena itu, jenis batu yang satu ini
sangat mudah ditemui di daerah perairan dangkal.
Definisi Batu Gamping/Kapur
Pada prinsipnya, batu gamping merupakan jenis batuan yang
mengandung sekitar 50% berat kalsium karbonat berbentuk mineral kalsit.
Sedangkan sisa kandungan di dalamnya terdiri dari berbagai mineral seperti
lempung, kuarsa, siderit, pirit, feldspar, dan berbagai mineral lainnya.
Kandungan kalsium karbonat yang terdapat pada batu gamping
menjadi salah satu ciri fisik yang seringkali digunakan dalam mengidentifikasi
jenis batuan yang satu ini. Biasanya, dalam proses identifikasi batu gamping
dilakukan dengan cara meneteskan 5% HCl (asam klorida). Apabila batu tersebut
mengalami reaksi, maka dapat dipastikan bahwa batuan itu adalah batu gamping.
Proses Pembentukan Batu Gamping/Kapur di Lingkungan Laut
Kebanyakan batu gamping terbentuk di daerah luat dangkat
dengan arus tenang dan pada perairan yang memiliki kondisi hangat. Ini adalah
lingkungan yang paling sesuai sehingga organisme-organisme dalam air dapat
membentuk skeleton mati dan cangkang kalsium karbonat yang menjadi sumber
pembentuk utama batu gamping. Jadi ketika organisme-organisme tersebut mati,
maka skeleton dan cangkang mereka akan bertumpuk membentuk sedimen yang
nantinya akan mengalami proses sehingga menjadi batu gamping.
Produk sisa dari organisme tersebut juga memiliki kontribusi
yang cukup besar dalam pembentukan massa sedimen. Hal ini karena ada batu
gamping yang terbentuk dari sedimen-sedimen sisa organisme. Batu gamping yang
jenis ini dikategorikan sebagai batuan sedimen biologis.
Beberapa jenis batu gamping juga dapat terbentuk oleh
pengendapan kalsium karbonat langsung dari air laut. Proses pembentukan batu
gamping seperti ini dikategorikan sebagai batuan sedimen kimia. Hanya saja batu
gamping kategori sedimen kimia jumlahnya sangat sedikit apabila dibandingkan
dengan batu gamping biologis.
Proses Pembentukan Batu Gamping/Kapur di Lingkungan Evaporasi
Selain dengan proses di atas, batu gamping atau batu kapur
juga dapat terbentuk dari proses penguapan. Adapun contoh batu gamping dari
proses penguapan adalah stalakmit, stalaktit, dan batu-batuan lain yang
terdapat di dalam gua dengan kelembaban tinggi. Jadi dalam gua tersebut,
tetesan atau rembesan air dari atas akan masuk ke gua melalui retakan atau
pori-pori langit gua. Setelah itu, air tersebut mengalami proses penguapan
sebelum jatuh ke lantai gua. Dari proses yang sangat lama inilah akhirnya batu
gamping terbentuk.
baca juga:
Saat air menguap, semua kalsium karbonat yang laur dalam air
akan ikut tersimpan di langit-langit gua. Seiring berjalannya waktu, proses
penguapan tersebut akan terakumulasi dan akhirnya membentuk stalaktit atau
batuan gua yang menonjol ke bawah. Sedangkan ketika tetesan air di dalam gua
jatuh ke lantai dan akhirnya menguap serta tumbuh ke atas, maka disebut stalakmit
atau batuan gua yang menonjol ke atas.
Jenis-Jenis Batu Gamping
Sebenarnya terdapat banyak nama yang digunakan untuk
menunjukkan batu gamping. Nama-nama tersebut didasarkan pada bagaimana batuan
tersebut terbentuk, tekskturnya, komposisi mineral yang menyusun batu tersebut,
dan berbagai faktor lainnya. Dari proses itulah, muncul berbagai jenis batu
gamping. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
- Chalk
Merupakan batu gamping yang
memiliki tektur halus dan sangat lembut ketika disentuh. Batu gamping ini umumnya
memiliki warna abu-abu atau putih. Proses pembentukan chalk berasal dari cangkang berkapur dari organisme laut
mikroskopis seperti ganggang laut atau foraminifera.
- Coquina
Merupakan batu kapur atau batu
gamping yang memiliki tekstur kasar yang tersemenkan. Batu gamping jenis ini
tersusun dari sisa-sisa cangkang organisme yang mengalami proses sedimentasi.
Proses pembentukan batuan ini biasanya terjadi di area pantai dimana terjadi
pemisahan pada fragmen cangkang berukuran sama oleh ombak atau gelombang laut.
- Fossiliferous Limestone
Adalah batu gamping yang memiliki
banyak sekali kandungan fosil di dalamnya. Hal ini karena fossiliferous limestone terbentuk karena dominasi skeleton dan
cangkang suatu organisme.
- Lithographic Limestone
Merupakan jenis batu gamping
dengan bentuk sangat padat dan terdiri dari butiran-butiran halus. Uniknya,
butiran halus yang menyusun batu gamping ini memiliki ukuran yang sangat
seragam. Inilah yang menjadikan batuan ini sangat halus ketika disentuh.
- Oolitic Limestone
Merupakan batu gamping yang
komposisi utamanya didominasi oleh kalsium karbonat ‘oolites’. Bentuknya berupa
bulatan kecil hasil presipitasi konsentris dari kalsium karbonat tersebut pada
cangkang fragmen organisme ataupun butiran-butiran pasir.
- Travertine
Adalah batu gamping yang
terbentuk dari proses presipitasi evaporasi. Batuan jenis ini seringkali
terbentuk di dalam gua. Contohnya adalah stalaktit, stalakmit, dan flowstone.
Itulah beberapa jenis batu gamping yang harus Anda ketahui.
Semoga ulasan tentang batu kapur atau batu gamping di atas bermanfaat.
comment 0 komentar
more_vert