MASIGNALPHA101

Batu Kapur: Definisi, Proses Pembentukan, dan Jenisnya

Batu Kapur: Definisi, Proses Pembentukan, dan Jenisnya
11 June 2018

Batu Kapur: Definisi, Proses Pembentukan, dan Jenisnya
Batu kapur atau batu gamping merupakan batuan sedimen yang tersusun dari CaCO3 (kalsium karbonat) berbentuk mineral kalsit. Pada umumnya, batu gamping terbentuk dari akumulasi karang, cangkang, pecahan sisa organisme, dan alga. Batu gamping ini juga dapat dikategorikan sebagai batuan sedimen kimia karena proses pembentukannya terjadi akibat pengendapan kalsium karbonat dari air laut ataupun air danau. Oleh karena itu, jenis batu yang satu ini sangat mudah ditemui di daerah perairan dangkal.

Definisi Batu Gamping/Kapur

Pada prinsipnya, batu gamping merupakan jenis batuan yang mengandung sekitar 50% berat kalsium karbonat berbentuk mineral kalsit. Sedangkan sisa kandungan di dalamnya terdiri dari berbagai mineral seperti lempung, kuarsa, siderit, pirit, feldspar, dan berbagai mineral lainnya.

Kandungan kalsium karbonat yang terdapat pada batu gamping menjadi salah satu ciri fisik yang seringkali digunakan dalam mengidentifikasi jenis batuan yang satu ini. Biasanya, dalam proses identifikasi batu gamping dilakukan dengan cara meneteskan 5% HCl (asam klorida). Apabila batu tersebut mengalami reaksi, maka dapat dipastikan bahwa batuan itu adalah batu gamping.

Proses Pembentukan Batu Gamping/Kapur di Lingkungan Laut

Kebanyakan batu gamping terbentuk di daerah luat dangkat dengan arus tenang dan pada perairan yang memiliki kondisi hangat. Ini adalah lingkungan yang paling sesuai sehingga organisme-organisme dalam air dapat membentuk skeleton mati dan cangkang kalsium karbonat yang menjadi sumber pembentuk utama batu gamping. Jadi ketika organisme-organisme tersebut mati, maka skeleton dan cangkang mereka akan bertumpuk membentuk sedimen yang nantinya akan mengalami proses sehingga menjadi batu gamping.

Produk sisa dari organisme tersebut juga memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan massa sedimen. Hal ini karena ada batu gamping yang terbentuk dari sedimen-sedimen sisa organisme. Batu gamping yang jenis ini dikategorikan sebagai batuan sedimen biologis.

Beberapa jenis batu gamping juga dapat terbentuk oleh pengendapan kalsium karbonat langsung dari air laut. Proses pembentukan batu gamping seperti ini dikategorikan sebagai batuan sedimen kimia. Hanya saja batu gamping kategori sedimen kimia jumlahnya sangat sedikit apabila dibandingkan dengan batu gamping biologis.

Proses Pembentukan Batu Gamping/Kapur di Lingkungan Evaporasi

Selain dengan proses di atas, batu gamping atau batu kapur juga dapat terbentuk dari proses penguapan. Adapun contoh batu gamping dari proses penguapan adalah stalakmit, stalaktit, dan batu-batuan lain yang terdapat di dalam gua dengan kelembaban tinggi. Jadi dalam gua tersebut, tetesan atau rembesan air dari atas akan masuk ke gua melalui retakan atau pori-pori langit gua. Setelah itu, air tersebut mengalami proses penguapan sebelum jatuh ke lantai gua. Dari proses yang sangat lama inilah akhirnya batu gamping terbentuk.

baca juga:

Saat air menguap, semua kalsium karbonat yang laur dalam air akan ikut tersimpan di langit-langit gua. Seiring berjalannya waktu, proses penguapan tersebut akan terakumulasi dan akhirnya membentuk stalaktit atau batuan gua yang menonjol ke bawah. Sedangkan ketika tetesan air di dalam gua jatuh ke lantai dan akhirnya menguap serta tumbuh ke atas, maka disebut stalakmit atau batuan gua yang menonjol ke atas.

Jenis-Jenis Batu Gamping

Sebenarnya terdapat banyak nama yang digunakan untuk menunjukkan batu gamping. Nama-nama tersebut didasarkan pada bagaimana batuan tersebut terbentuk, tekskturnya, komposisi mineral yang menyusun batu tersebut, dan berbagai faktor lainnya. Dari proses itulah, muncul berbagai jenis batu gamping. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
  • Chalk
Merupakan batu gamping yang memiliki tektur halus dan sangat lembut ketika disentuh. Batu gamping ini umumnya memiliki warna abu-abu atau putih. Proses pembentukan chalk berasal dari cangkang berkapur dari organisme laut mikroskopis seperti ganggang laut atau foraminifera.
  • Coquina
Merupakan batu kapur atau batu gamping yang memiliki tekstur kasar yang tersemenkan. Batu gamping jenis ini tersusun dari sisa-sisa cangkang organisme yang mengalami proses sedimentasi. Proses pembentukan batuan ini biasanya terjadi di area pantai dimana terjadi pemisahan pada fragmen cangkang berukuran sama oleh ombak atau gelombang laut.
  • Fossiliferous Limestone
Adalah batu gamping yang memiliki banyak sekali kandungan fosil di dalamnya. Hal ini karena fossiliferous limestone terbentuk karena dominasi skeleton dan cangkang suatu organisme.
  • Lithographic Limestone
Merupakan jenis batu gamping dengan bentuk sangat padat dan terdiri dari butiran-butiran halus. Uniknya, butiran halus yang menyusun batu gamping ini memiliki ukuran yang sangat seragam. Inilah yang menjadikan batuan ini sangat halus ketika disentuh.
  • Oolitic Limestone
Merupakan batu gamping yang komposisi utamanya didominasi oleh kalsium karbonat ‘oolites’. Bentuknya berupa bulatan kecil hasil presipitasi konsentris dari kalsium karbonat tersebut pada cangkang fragmen organisme ataupun butiran-butiran pasir.
  • Travertine
Adalah batu gamping yang terbentuk dari proses presipitasi evaporasi. Batuan jenis ini seringkali terbentuk di dalam gua. Contohnya adalah stalaktit, stalakmit, dan flowstone.
Itulah beberapa jenis batu gamping yang harus Anda ketahui. Semoga ulasan tentang batu kapur atau batu gamping di atas bermanfaat.