MASIGNALPHA101

10 Konsep Dasar Geografi, Lengkap Dengan Penjelasannya

10 Konsep Dasar Geografi, Lengkap Dengan Penjelasannya
23 March 2018
Konsep Dasar Geografi - Dalam mengkaji suatu objek, ilmu geografi memiliki 10 metode atau konsep dasar. Konsep-konsep dasar tersebut meliputi sebagai berikut.

1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi.

Secara pokok, konsep lokasi dapat dibedakan antara pengertian lokasi absolut dan lokasi relatif.

a. Lokasi Absolut

Lokasi absolut menunjukkan letak yang terhadap sistem grid atau koordinat. Untuk menentukan lokasi absolut di muka bumi, digunakan sistem koordinat garis lintang dan garis bujur yang biasa disebut letak astronomis. Letak absolut bersifat tetap, tidak berubah meskipun kondisi tempat yang bersangkutan terhadap sekitarnya mungkin berubah.

b. Lokasi Relatif

Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak dikaji dalam geografi serta biasa disebut sebagai letak geografis. Artinya, lokasi ini berubah-ubah berkaitan dengan keadaan sekitarnya.
10 Konsep Dasar Geografi, Lengkap Dengan Penjelasannya

2. Konsep Jarak

Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, ataupun kepentingan pertahanan. Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami meskipun arti pentingnya bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi.

Dengan teknologi komunikasi mutakhir, orang dapat berbicara dengan orang lain atau melihat peristiwa yang terjadi di benua lain dalam waktu sesaat. Yaitu melalui telepon sambungan internasional atau melalui siaran televisi yang dipancarkan oleh satelit.

Sebaliknya, bagi banyak orang, khususnya bagi yang masih belum mampu menjangkau atau menggunakan sarana komunikasi atau sarana angkutan modern yang biayanya lebih mahal, jarak tetap merupakan faktor penghambat atau pemisah.

Dalam kaitan nya dengan perekonomian, jarak tetap merupakan faktor pembatas. Sehingga orang mengembangkan rumusan teori atau model-model yang berkaitan dengan jarak angkut, nilai sewa tanah dan zonifikasi tata lahan. Jarak berpengaruh pada harga barang dan juga nilai sewa dan harga tanah.

3. Konsep Keterjangkauan

Keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan jarak, namun lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.

Suatu tempat dapat dikatakan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sulit dijangkau dari tempat lain meskipun tempat itu relatif tidak jauh dari tempat lain. Rintangan medan yang berupa rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, rawa-rawa atau gurun pasir yang luas merupakan penyebab suatu tempat kurang dapat dijangkau dari tempat lain.

Faktor sosial yang berubah bahasa, adat istiadat, serta sikap penduduk yang berlainan dapat menjadi faktor penyebab kurang terjangkaunya suatu tempat.

Keterjangkauan umumnya juga berubah akibat perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi. Sebaliknya, tempat-tempat yang keterjangkauannya sangat rendah sulit mencapai kemajuan dan mengembangkan perekonomiannya.

4. Konsep Pola

Pola berkaitan dengan susunan, bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Baik itu fenomena yang bersifat alami maupun fenomena sosial budaya.

Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami makna atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkan dan memodifikasi pola-pola agar mendapatkan manfaat yang lebih besar.

5. Konsep Morfologi

Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah yang biasanya disertai erosi dan sedimentasi. Sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng lereng tererosi, lembah lembah, dan daratan aluvialnya.

Morfologi menyangkut bentuk-bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan.

Bentuk daratan ataupun plato merupakan perwujudan wilayah yang mudah digunakan sebagai daerah pemukiman dan usaha pertanian, serta usaha perekonomian lainnya.

Apabila memperhatikan peta persebaran penduduk di asia, ternyata penduduk yang padat terpusat di lembah lembah sungai besar dan tanah datar yang subur.

Sebaliknya, wilayah pegunungan tinggi dengan lereng lereng terjal yang mempunyai keterjangkauan sangat terbatas. Biasanya merupakan wilayah yang jarang penduduknya, bahkan tidak didiami manusia. Bentuk pulau dengan garis pantai yang panjang memberi arti khusus mengingat nilai maritimitas yang tinggi.

6. Konsep Aglomerasi 

Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompokkan pada suatu wilayah yang relatif sempit karena paling menguntungkan. Baik mengingat kesejenisan maupun faktor-faktor umum yang menguntungkan.

Di kota, penduduk cenderung tinggal  berkelompok pada tingkat yang sejenis. Dengan demikian, timbul daerah pemukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah pemukiman atau kompleks perumnas yang kebanyakan berpenghuni para pegawai negeri, serta daerah pemukiman kumuh.

Di pedesaan yang masih agraris, penduduk cenderung menggerombol di tanah datar yang subur dan membentuk pendukuhan atau pedesaan. Makin subur tanah dan luas daratan, makin besar desa dan jumlah penduduknya. Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan bentuk desa makin kecil dan makin terpenjara.

7. Konsep Kegunaan

Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif. Artinya tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.

Daerah pantai berpasir yang landai dengan perairan jernih belum tentu memiliki kegunaan yang besar bagi penduduk setempat. Apalagi jika kehidupan penduduk tersebut berorientasi pada pemanfaatan sumber-sumber di daratan dan banyak jalan darat yang dapat ditempuh.

Begitu juga sebaliknya, bagi masyarakat kota yang hidup berkecukupan, daerah pantai bagi sebagian orang memiliki nilai guna yang tinggi. Misalnya sebagai tempat rekreasi dan pariwisata.

8. Konsep Interaksi

Interaksi merupakan peristiwa yang saling mempengaruhi antara objek atau tempat satu dengan yang lain. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain. Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara yang satu dan yang lain.

Interaksi keruangan juga terjadi antara unsur atau fenomena setempat. Baik antar fenomena alam maupun kehidupan. Interaksi antara endapan pasir yang diangkut air sungai dengan empasan gelombang oleh dorongan angin dari tengah laut menghasilkan garis batas antara air dan daratan dengan pasir di dasarnya yang senantiasa bergerak berubah-ubah bentuk atau posisinya.

9. Konsep Deferensiasi Areal

Di setiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan. Baik bersifat alam maupun kehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak tersendiri sebagai region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.

Unsur atau tempat fenomena lingkungan bersifat dinamis. Sementara itu, keadaan berubah dan interaksi atau integrasi juga menghasilkan karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu.
Wilayah pedesaan mempunyai corak khas berupa persawahan, kehidupan petani yang masih tradisional. Serta beraneka ragam pekarangan memiliki perbedaan dengan area perkotaan.

Namun keduanya sama-sama mengalami perubahan. Bahkan di pedesaan juga terdapat perbedaan antara desa satu dengan yang lain. Hal ini dikarenakan fenomena atau unsur-unsur yang mewujudkan tidak sama betul.

Fenomena yang berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain itu menyangkut jarak yang dekat, sedang atau jauh dari jalan; perumahan yang padat, sedang atau jarang; harga tanah yang murah, sedang atau mahal; pendapatan penduduk yang tinggi, sedang atau rendah. Selama itu, fenomena fenomena atau unsur-unsur lingkungan alam tentu juga tidak benar-benar sama.

Diferensiasi areal, antara lain juga mendorong interaksi antar tempat atau antar desa dalam bentuk mobilisasi penduduk dan pertukaran barang atau jasa-jasa. Misalnya seperti buruh tani dan penyewa alat pertanian.

10. Konsep Keterkaitan Keruangan

Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan. Baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuh-tumbuhan, maupun sosial.

Kemiringan lereng dengan tebal tanah, seperti makin terjal lereng akan disertai dengan fenomena makin tipis tanah. Hal ini karena di lereng yang terjal, erosi akan terjadi lebih intensif.

Zona lereng tertentu dengan ketebalan tanah tertentu mewujudkan suatu region tersendiri. Meskipun dengan segala mikro dan unsur-unsur yang terbatas jumlah atau jasanya.

Alang-alang tumbuh di tempat terbuka yang mendapat sinar dan tidak ditanami tumbuhan. Sebaliknya, lumut akan tumbuh di pohon pohonan atau tempat yang teduh dan lembab.

Daerah gurun merupakan perwujudan kovariasi fenomena antara kekeringan, kelangkaan vegetasi jenis tertentu, kehidupan fauna khas daerah gurun, dan pelapukan batuan lepas yang lebih dominan daripada adanya tanah.