Virus – Sejarah, Ciri,
Replikasi, Ragam, dan Peranan – Dalam dunia ini tentu kita sering mendengar
istilah virus, bukan? Virus banyak dihubungkan dengan kemunculan penyakit
tertentu, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Infeksi virus sering kali menimbulkan
penyakit yang berbahaya pada inangnya, meskipun ada juga yang dapat dilawan
oleh sistem pertumbuhan.
Apa sebenarnya virus itu? Apakah virus termasuk bagian dari
organisme hidup? Berikut pembahasan lengkap mengenai virus.
Sejarah Penemuan Virus
Virus bersifat
aseluler (bukan sel) dan tidak memiliki organel-organel. Virus tidak dapat
melangsungkan proses metabolisme atau reproduksi sendiri. Kelangsungan hidup
semacam itu dapat dilakukan jika virus berada di dalam sel hidup (organisme)
yang dijadikan inangnya. Virus mampu mengendalikan metabolisme sel hingga
menyebabkan inangnya sakit atau bahkan mati.
Adolf Meyer
(Jerman) pada tahun 1883 menyelidiki penyakit yang menyebabkan daun tembakau
berbintik-bintik kuning. Ia berkesimpulan bahwa penyebab adalah organisme yang
lebih kecil dari bakteri.
Pada tahun 1893, Dimitri Ivanowsky (Rusia) melakukan
penyelidikan yang sama dengan cara menyaring ekstrak dari tumbuhan tembakau
yang terkena penyakit. Ia menggunakan saringan bakteri dalam penyelidikannya
tersebut. Ia berhipotesis bahwa jika penyebab penyakit itu adalah bakteri, maka
organisme itu tidak dapat melewati saringan bakteri tersebut.
Akan tetapi, begitu hasil saringan disuntikkan ke pohon yang
sehat, ternyata bukan pohom tersebut terjangkit penyakit mosaik. Namun
demikian, ia tetap berkesimpulan bahwa
organisme penyebab penyakit tersebut adalah bakteri patogen yang berukuran
lebih kecil dari ukuran bakteri biasa dan menghasilkan racun.
Sedangkan pada tahun 1897, M.W.Beijernick melakukan penyelidikan lebih lanjut padat daun
tembakau. Ia berkesimpulan bahwa agen penyebab penyakit tersebut berukuran
lebih kecil dari bakteri dan hanya dapat berkembang biak di dalam tubuh
organisme.
Wendel Stanley
(Amerika Serikat) pada tahun 1935 telah berhasil mengkristalkan agen patogen
dari daun tembakau. Agen tersebut kemudian diberi nama TMV (tobacco mosaic virus). Dia juga
menunjukkan bahwa virus mengandung protein dan asam nukleat.
Baca Juga :
Ciri-Ciri Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Ukuran tubuhnya rata-rata antara 0,02-0,3 nm dan paling besar berukuran 200 nm.
- Struktur tubuh terdiri atas asam nukleat (DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein yang disebut kapsid.
- Bentuk tubuh beraneka ragam seperti bersegi banyak, memanjang, bentuk T dan bentuk batang.
- Dapat berapa di luar atau di dalam sel. Apabila berada di luar sel, maka virus hanya berbentuk seperti senyawa kimia biasa.
- Hanya dapat berkembang biak di dalam sel hidup.
- Biasanya stabil pada ph 5,0 sampai 9,0.
- Aktivitas virus dapat dihilangkan oleh sinar ultraviolet dan sinar x, tetapi zat antibiotik dan zat antikuman lain tidak berpengaruh terhadapnya.
- Dapat berperan sebagai agen penyakit, artinya virus dapat menginfeksi sel dan akan menyebabkan perubahan, gangguan fungsi, ataupun kematian sel.
- Virus juga merupakan agen genetika, berarti dapat menyebabkan perubahan genetika pada sel yang terinfeksi.
Replikasi Virus
Virus membutuhkan sel inang sebagai tempat untuk
bereplikasi. Daur replikasi virus ada dua, yaitu litik dan lisogenik.
1. Daur Lirik
Virus yang melangsungkan daur litik disebut virus virulen. Daur litik terdiri atas
tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, replikasi dan lisis.
- Adsorpsi dan Penetrasi
Pada tahap ini terjadi penampilan virion pada sel inang,
disebut adsorpsi. Virus menempel di
daerah reseptor spesifik pada permukaan sel inang. Setelah mengikat sel inang,
dilanjutkan penetrasi, yaitu tahap ketika virus memasukkan materi genetikanya
ke dalam sitoplasma sel inang. Agar materi genetika dapat masuk ke dalam sel
inang, virus mengeluarkan enzim lisozim untuk melubangi sel inang.
- Replikasi
Pada tahap ini terjadi proses pembentukan virus-virus baru
di dalam sel inang, disebut replikasi.
Materi genetika virus yang telah masuk ke dalam sel inang akan menghentikan
aktivitas DNA sel inang. Materi genetika virus selanjutnya mengambil alih
perangkat metabolisme sel inang untuk bereplikasi dan menyusun mantel virus.
- Lisis
Pada tahap ini virus-virus baru akan menghancurkan dinding
sel inang agar dapat keluar untuk mencari sel-sel inang yang baru. Sel inang yang telah pecah
biasanya akan mati.
2. Daur Lisogenik
Virus yang melangsungkan daur lisogenik disebut virus temperat yang tidak mematikan sel
inang. Tahap lisogenik terdiri atas tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi,
penyisipan gen, dan pembelahan.
- Adsorpsi dan Penetrasi
Pada tahap ini virus menempel pada sel inang kemudian
memasukkan materi genetikanya ke dalam sitoplasma sel inang.
- Penyisipan Gen
Pada tahap ini terjadi penyisipan materi genetika virus ke
DNA sel inang membentuk provirus. Provirus
adalah DNA sel inang yang telah di sisipi oleh gen virus. Khusus untuk sel
inang yang di sisipi oleh gen bakteriofage disebut profage.
- Pembelahan
Pada tahap ini, provirus mengalami replikasi yang mengikuti
pembelahan diri sel inang. Setiap saat sel inang membelah diri, provirus
ditransfer ke setiap anakan sel inang. Jika kondisi lingkungan mendukung, maka
provirus yang matang akan memasuki daur litik.
Baca Juga :
Ragam Virus
1. Berdasarkan Jenis Sel Inang yang Diinfeksi
- Virus hewan, menginfeksi hewan.
- Virus tumbuhan, menginfeksi tumbuhan.
- Virus manusia, menginfeksi manusia.
- Virus bakteri, menginfeksi bakteri.
Cara pengelompokan virus berdasarkan jenis sel inang kurang
memuaskan karena terdapat virus yang menyerang hewan ataupun tumbuhan.
2. Berdasarkan Jenis Materi Genetika
- Virus DNA, contohnya bakteriofage, adenovirus, dan virus herpes.
- Virus RNA, contohnya human immunodeficiency virus (HIV), virus reo, virus rabies, virus polio, dan virus influenza.
Peranan Virus
Pada umumnya, virus berperan merugikan bagi banyak organisme
seperti menyebabkan berbagai penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang
disebabkan oleh virus.
1. Rabies
a. Karakteristik
Rabies merupakan penyakit akut yang dapat berakibat fatal
pada sistem saraf pusat. Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus type 1. Virus ada di dalam ludah hewan yang terinfeksi
rabies.
Pada umumnya, penyakit rabies terjadi pada orang yang
digigit hewan, terutama anjing yang telah terkena rabies. Gigitan monyet,
kucing, atau kelinci juga dapat menyebabkan rabies.
b. Gejala
Berikut ini ada beberapa gejala yang tampak pada manusia.
- Demam tinggi.
- Sakit kepala parah.
- Kontraksi yang menyakitkan pada otot tenggorokan dan dada.
- Pasien mengalami rasa marah, iritasi, depresi dan ketakutan akan kematian.
- Mudah tersedak dan sulit menelan, bahkan untuk makanan berbentuk cair.
- Pasien mengalami rasa takut akan air sehingga disebut juga hidrofobia.
- Kerusakan parah pada sistem jaringan saraf pusat menyebabkan kelumpuhan dan kematian yang menyakitkan.
c. Transmisi
Penyakit rabies ditularkan kepada manusia hanya lewat
gigitan hewan, sehingga tidak ditularkan dari manusia ke manusia.
d. Pencegahan dan Pengendalian
Beberapa tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit
rabies adalah sebagai berikut.
- Penangkapan semua hewan liar, baik anjing maupun kucing.
- Registrasi dan perizinan anjing yang didomestikasi.
- Vaksinasi wajib dengan vaksin anti rabies terhadap semua anjing.
- Pemusnahan hewan yang terinfeksi rabies.
- Seseorang yang tergigit anjing harus segera ditangani. Langkah pertama adalah membersihkan luka secara menyeluruh dengan sabun karbol dan air. Lalu oleskan krim antiseptik. Untuk perawatan lebih lanjut harus berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter.
- Rabies ditangani dengan vaksinasi. Vaksinasi untuk rabies dikembangkan oleh Louis Pasteur dan disebut perawatan Pasteur. Dahulu ada 14 set vaksin yang harus diberikan kepada pasien. Sekarang hanya 5 vaksin anti rabies yang disuntikkan dengan interval 0-3-7-14-30 hari setelah gigitan anjing.
2. Poliomielitis
a. Karakteristik
Kata poliomielitis
berasal dari bahasa Yunani, yaitu polio
yang berarti 'abu-abu' dan myelitis
yang berarti 'peradangan saraf tulang belakang'. Istilah tersebut digunakan
untuk menggambarkan virus yang menyebabkan peradangan materi abu-abu pada saraf
tulang belakang.
Penyakit polio merupakan infeksi akut yang menginfeksi anak
usia antara 6 bulan hingga 3 tahun. Poliomielitis disebabkan virus polio, salah
satu jenis virus terkecil. Periode inkubasi virus adalah 7 sampai 14 hari.
b. Gejala
Gejala pada manusia meliputi kaku di otot leher akibat
rusaknya saraf motorik dan kejang-kejang
yang diikuti kelumpuhan alat gerak, biasanya kaki. Diagnosis sulit
dilakukan sebelum terjadi lumpuh, tetapi demam dan keresahan, disertai kekakuan
di leher dan rasa kantuk berkepanjangan dapat menjadi indikasi poliomielitis.
c. Transmisi
Poliomielitis dapat menular melalui cairan dari hidung dan
tenggorokan serta melalui tinja dari seseorang yang telah terinfeksi yang
mengkontaminasi makanan, air dan susu oleh lalat.
d. Pencegahan dan Penanganan pada Pasien
Seseorang yang telah terinfeksi poliomielitis harus di
isolasi agar tidak menular ke orang lain. Pasien beristirahat ditempat tidur
dan menjalani fisioterapi.
Pencegahan dilakukan dengan imunisasi vaksin oral polio
untuk anak-anak. Sanitasi lingkungan tempat tinggal juga harus baik agar
makanan dan minuman tidak terkontaminasi virus poliomielitis.
3. Gondong
a. Karakteristik
Gondong adalah
penyakit menular akut yang biasanya terjadi pada anak usia 5 sampai 15 tahun.
Penyakit gondong biasanya terjadi di seluruh dunia, terutama di kota besar.
Penyebabnya adalah virus gondong dengan masa inkubasi virus antara dua sampai 3
minggu.
b. Gejala
Virus menginfeksi kelenjar dan jaringan saraf yang
mengakibatkan gejala berupa sakit dan kaku saat membuka mulut sehingga sulit
menggerakkan rahang. Gejala lainnya adalah menyebabkan kelenjar ludah
membengkak, terkadang organ seperti testis, pankreas, sistem saraf pusat dapat
terpengaruh.
c. Transmisi
Penularan virus dapat melalui kontak langsung dengan pasien
yang mengidap gondong dan melalui infeksi droplet.
d. Pencegahan dan Pengendalian
Pencegahan dilakukan dengan imunisasi vaksin gondong, yaitu
Vaksin MMR-Measles (campak), Mumps (gondong) dan Rubella yang telah tersedia. Jika telah terinfeksi virus gondong,
maka pasien di isolasi dan dilakukan desinfeksi terhadap materi yang
terkontaminasi.
4. AIDS (Acquired Immunization Deficiency Syndrome)
a. Karakteristik
AIDS merupakan penyakit fatal dengan sistem kekebalan tubuh
menjadi rusak. Akibatnya pasien menjadi rentan terhadap infeksi dan kelainan
sarah.
AIDS disebabkan oleh Retrovirus bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dideteksi pada tahun 1981
di Amerika Serikat. Retrovirus adalah virus yang memiliki hanya materi genetika
RNA saja.
Sekali seseorang terinfeksi HIV, virus tersebut akan berada
di tubuh orang itu untuk jangka waktu yang lama. Resiko perkembangannya AIDS
seiring bertambahnya usia karena HIV butuh waktu bertahun-tahun untuk menjadi
aktif.
Pasien yang membawa virus
tidak menunjukkan gejala sakit dan dapat menginfeksi orang lain selama
bertahun-tahun. Masa inkubasi virus tidak menentu, dari beberapa bulan hingga
10 sampai 12 tahun.
HIV merupakan lapisan luar berupa lipid dan dua lapisan
protein. Lapisan protein bagian luar memiliki glikoprotein. Sedangkan lapisan
protein bagian dalam mengandung RNA dan enzim reverse transcriptase.
AIDS dapat menyebabkan
infeksi jika glikoprotein HIV mencuat keluar melalui lapisan lipid dan menempel
pada membran plasma limfosit dari sel inang sehingga memungkinkan virus untuk
menyerang sel inang tersebut.
b. Gejala
Penderita AIDS akan mengalami gejala sebagai berikut.
- Sakit berupa flu yang singkat.
- Diare kronis dan kehilangan berat badan yang signifikan.
- Kelenjar getah bening membengkak.
- Berkurangnya jumlah keping darah yang menyebabkan kehilangan darah.
- Berkembangnya kanker kulit.
- Berkeringat di malam hari.
- Kerusakan parah pada otak, menyebabkan kehilangan ingatan serta kemampuan untuk berpikir dan berbicara.
- Dikarenakan rusaknya sistem imunitas, korban menjadi rentan terhadap infeksi-infeksi lainnya.
c. Transmisi
Penyakit AIDS disebarkan seseorang yang telah terinfeksi
kepada orang yang sehat melalui kontak sek*ual, transfusi darah, ibu kepada
anaknya selama masa kehamilan, penggunaan jarum suntik, alat cukur, serta
melalui sayatan dan luka ketika melakukan kontak berdekatan antara penderita
AIDS dan orang yang sehat.
d. Kelompok yang Berisiko Tinggi
Berikut ini beberapa kelompok yang berisiko tinggi terhadap
penularan AIDS.
- Seseorang dengan perilaku s*ks bebas.
- Laki-laki homos*ksual dan bis*ksual yang menjalani hubungan tertentu.
- Penggunaan narkoba.
- Orang yang membutuhkan transfusi darah.
e. Pencegahan dan Pengendalian
Sampai saat ini tidak ada pengobatan yang efektif terhadap
AIDS, tetapi kita dapat mencegah penularan AIDS dengan melakukan beberapa cara
berikut ini.
- Pendidikan pada masyarakat.
- Penggunaan jarum suntik dan alat suntik steril.
- Penggunaan cara negatif-HIV untuk transfusi darah.
- Menghindari s*ks di luar nikah dan menggunakan ko*dom.
- Penggunaan alat cukur bersama di tukang cukur harus dihindari.
Selain manusia, virus juga menyerang hewan dan tumbuhan.
Virus menyerang hewan dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit. Misalnya
penyakit kuku dan mulut, penyakit tetelo, dan penyakit rabies.
Virus yang menyerang tumbuhan juga dapat menimbulkan
penyakit. Misalnya penyakit mosaik, penyakit tungro, dan penyakit degenerasi
pembuluh tapis.
comment 0 komentar
more_vert